Kisah Pahlawan Sisingamagaraja XII - My Product

 Kisah Pahlawan Sisingamangaraja XII

Pahlawan Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja merupakan salah satu pejuang Kemerdekaan Indonesia. Nama Sisingamangaraja itu merupakan sebuah gelar yang disematkan kepadanya ketika dilantik sebagai Raja. Beliau terkenal keras menentang Belanda yang terlihat dari beberapa pertempuran sengit yang pernah beliau hadapi. Hingga akhiranya pada salah satu pertempuran Sisingamangaraja wafat sebagai pahlawan bangsa.

Sisingamangaraja XII merupakan pahlawan yang lahir di Bakara pada tanggal 18 februari 1845, dan meniggal dunia pada umur 62 tahun di Dairi pada tanggal 17 Juni 1907. Ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, kemudian dipindahkan ke Soposorung, Balige pada tahun 1953. Sisingamangaraja merupakan seorang raja di negeri Toba, Sumatra Utara yang merupakan salah satu pejuang yang melawan Belanda untuk mempertahankan daerah kekuasaannya di Tapanuli pada bulan Februari 1878, yang akhirnya diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, pada tanggal 9 November 1961 yang tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.  
    
Sisingamangaraja XII terlahir dengan nama Patuan Bosar, yang akhirnya digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia pun dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Pada tahun 1867, ayahnya meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya yaitu penyakit kolera. Kemudian sisingamangaraja diangkat untuk menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, yang biasanya disebut juga sebagai Raja Imam. Ia diangkat menjadi raja dengan gelar Sisingamangaraja XII. 

Pada awal masa pemerintahan Sisingamangaraja, pada salah satu  kegiatan yang diadakan yaitu  pengembangan agama Kristen yang dipimpin oleh Nommensen dari Jerman yang sedang berlangsung di Tapanuli. Belanda pun ikut masuk dalam kegiatan ini dengan berlindung di balik kegiatan ini. Akan tetapi Belanda mulai beritikad tidak baik dan ingin bermaksud menguasai wilayah kekuasaan Sisingamangaraja XII. Kemudian Sisingamangaraja XII mengadakan musyawarah bersama yang diikut sertakan oleh raja-raja serta panglima daerah Humbang, Toba, Samosir, dan Pakpak. Kemudian, ketegangan antara Belanda dan Sisingamangaraja semakin meningkat sehingga dengan menimbulkan konflik yang sudah tidak ada jalan keluarnya untuk menuju perdamaian. 

Pada tanggal 19 Februari 1878, Sisingamangaraja XII serta rakyat Tapanuli mulai meluncurkan serangan kepada pos pasukan Belanda di Bahal Batu, yang berdekatan dengan Tarutung. Namun akibat pertempuran yang tidak seimbang membuat Sisingamangaraja serta pasukannya kalah dan terpaksa mundur dari pertempuran tersebut. Sehingga pada bulan Mei 1883, Sisingamangaraja kembali menyerangi pos Belanda di Uluan dan Balige. 

Setelah setahun kemudian pada tahun 1884 kekuatan yang dimiliki oleh Belanda di Tangga Batu, akhirnya berhasil dikalahkan oleh Sisingamangaraja serta pasukannya. Kemudian Belanda melakukan beberapa upaya pendekatan serta menawarkan penobatan kepada Sisingamangaraja XII unuk sebagai Sultan Batak dengan berbagai Hak Istimewa. Tetapi Sisingamangaraja XII menolak dengan tegas kepada Belanda. 

Pada tahun 1904, Belanda melakukan pengepungan yang ketat terhadap Sisingamangaraja. Namun pada tahun 1907 Sisingamangaraja berhasil lolos dari pengepungan Belanda. Akan tetapi dengan upaya kerasnya Belanda untuk mengetahui tempat persembunyian keberadaan Sisingamangaraja berhasil diketahui oleh Belanda yang diketahui keberadaanya di Hutan Simsim, dan pada tanggal 17 Juni 1907 markas Sisingamangaraja berhasil dikepung oleh Belanda. Sehingga terjadilah pertempuran yang sengit yang menewaskan sebagian keluarga dan pasukannya. Raja Sisingamangaraja XII beserta dua putra dan satu putrinya, serta beberapa panglima yang berasal dari Aceh gugur menjadi Kusuma bangsa.

Itulah pembahasan mengenai Kisah Pahlawan Sisingamangaraja XII. Semoga artikelnya bermanfaat. Terima kasih. 




Komentar

Postingan Populer